Rabu, 07 September 2011

Cinta Platonis


Sebuah kata yang tidak biasa, sekaligus memiliki arti yang tidak biasa pula. Mari bersama-sama kita memahami arti cinta ini. Sebuah cinta yang “luarbiasa”, namun dijalani dengan cara yang biasa, tidak rumit.
Cinta platonis dalam bahasa aslinya adalah “amor platonicus” ditemukan dalam naskah Plato yg berjudul Symposium. Kata platonis sendiri diluar lingkup filsafat mengacu pada persaudaraan. Sedangkan dalam bahasa sehari-hari bisa diartikan kontras dengan aktivtas seksual atau tersublimasinya ketertarikan fisik. Sebuah cinta yang murni spiritual, bebas dari keinginan sensual dalam hubungan antar dua orang yang berlawanan jenis.
Dua perbedaan utama yang mengidentifikasikan cinta platonis adalah absennya sentuhan fisik dan kata-kata cinta. Asmara tidak dapat diterima dalam hubungan platonis ini.
Hubungan yang terjadi adalah antara jenis kelamin yang berbeda bagi orang yang menikmati satu sama lain tetapi tidak dapat memiliki hubungan romantis karena status perkawinan, agama, umur, pekerjaan atau peringkat. Mereka yang mengalami cinta ini tidak dapat bersatu dgn alasan yang tidak bisa ditembus tanpa mengalami proses menyakitkan.
Platonis menjadi hubungan yang lebih dalam dan lebih baik dari waktu ke waktu jika kedua belah pihak menghormati batas-batas dan tidak terlibat secara fisik. Cinta platonis adalah dari leher keatas. Sebuah prasyarat untuk mencintai jiwa lebih daripada tubuh.
Berikut adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Inggris yang cukup menggambarkan arti cinta platonis :
Love does not consist in gazing at each other but in looking outward together in the same direction.
Dan ini adalah puisi Khalil Gibran yangcukup menyentuh, karena penyajiannya begitu indah, dan merunut nilai dari platonis itu sendiri:
isi setiap cangkir lain, tapi tidak minum dari satu cangkir
Mencintai satu sama lain, tetapi tidak membuat ikatan cinta
berikan hati Anda, tetap tidak saling menjaga
berdiri bersama namun tidak terlalu dekat untuk bersama-sama
Jadi bagaimana kita hendak mengintepretasikan cinta platonis, Cinta yang tragis atau indah? Pada awalnya saya berpikir bahwa ini adalah cinta yang tragis, seperti cinta terpendam, Secret love. Beberapa penulis blog juga beranggapan demikian. Tetapi cinta yang terpendam pastilah memiliki sesuatu yang tersembunyi pula, seperti imajinasi untuk memiliki tubuh. Sedangkan, telah di jelaskan pada awal tulisan ini, cinta platonis mengesampingkan ketertarikan seksual. Peduli, meski tanpa cinta yang bersifat romantis.
Hal ini bisa berlangsung seumur hidup, karena kita tidak menginginkan sesuatu yang berlebih dari orang yang kita cintai secara platonis. Betapa indahnya, biasa memiliki cinta jenis ini. Tidak kuatir kehilangan, juga tidak kuatir dikuasai. Mengalir bersama ke suatu tempat. Walau berjauhan, tetap masih memikirkan. Hanya saja didunia yang serba kompleks ini, saya yakin cinta platonis beringsut menjadi asap yang sudah kehilangan apinya. Namun semoga saja, kita masih bisa melihat asap itu dan berusaha menjadi apinya suatu hari nanti. Sebuah cinta yang indah dan tak bersyarat. Bukan tragis karena dia yang dicinta tidak pernah hilang. Dan saat sentuhan seksual bukanlah segalanya, jiwa menjadi pemenangnya.

(dikuti dari Alice R)

Jumat, 02 September 2011

Tentang Adik

"APA ESTI BISA KAYA MBAK LARAS?"
Pertanyaan menggelitik hati yang kerap kudengar dari kakekku. Hmm, mungkin hal ini kerap dialami pula oleh teman2 yang ditakdirkan sebagai seorang adik.
Jika kakak sukses dan menuai pujian dari banyak orang. Pasti otomatis, adiknya dituntut untuk sukses pula. Minimal menyamai pencapaian sang kakak dan kalau bisa di atas itu. Hal ini terkadang membuat tekanan batin tersendiri bagi para adik yg merasa dibanding-bandingkan dengan sang kakak. Namun, ada pula yang bisa menjadikan hal tsb motivasi. Yang terakhir ini yang harus kita contoh, jangan malah down.
So, buat para adik tetep semangat ya.. ;D
N tetep BE YOUR SELF! :)